Ibadah Model Firaun

IBADAH FIRAUN

PENDAHULUAN

Dari respon dan perkataan Firaun seputar permohonan Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dan beribadah kepada Tuhan –> Kita dapat menarik pelajaran atau hal rohani yang berkaitan dengan ibadah.

Dalam kenyataan hidup –> pola ibadah orang Kristen saat ini è ada kesamaan dengan apa yang Raja Firaun usulkan atau katakan kepada Musa.

Ada orang Kristen melakukan Ibadah versi “Firaun” –> tidak seperti yang Musa minta (yang Tuhan kehendaki).

 

  1. IBADAH TANPA MEMBAWA PERUBAHAN TABIAT (5:17)

“Tetapi ia berkata: “Pemalas kamu, pemalas! Itulah sebabnya kamu berkata: Izinkanlah kami pergi mempersembahkan korban kepada TUHAN! “

 

Ibadahnya tidak membawa dampak dalam kehidupan pribadinya.

Ibadah yang benar adalah ibadah yang terus membawa perubahan diri.

Bila kita bertemu dengan Tuhan –> pasti akan terjadi perubahan di dalam diri kita.

Ibadah dengan tidak mengalami keindahan-keindahan Tuhan dalam hidup.

Memisahkan antara hal ibadah dan pekerjaan.

Nb. :

Hidup ini adalah ibadah

Ibadah itu mengandung janji (1 Tim. 4:8).

“Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”

 

  1. IBADAH DEKAT MESIR (8:25, 28)

 

“Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: “Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini.” Lalu kata Firaun: “Baik, aku akan membiarkan kamu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kamu pergi terlalu jauh. Berdoalah untuk aku.”

 

 

Beribadah namun masih hidup dalam keduniawian, kedagingan.

Suam-suam rohani, setengah-stengah è tidak terlalu rohani.

Tanpa pertumbuhan rohani.

Berputar-putar seputar kedagingan / pergumulan saja (Berdoalah untuk aku/Firaun).

Ibadah tidak hanya untuk mendoakan “Firaun-firaun kita”

  1. Janji Tuhan melalui ibadah –> akan dibawah menuju tanah Perjanjian (13:3-5).

 

“Lalu berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini kamu keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan; karena dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kamu keluar dari sana. Sebab itu tidak boleh dimakan sesuatupun yang beragi.   Hari ini kamu keluar, dalam bulan Abib.  Apabila TUHAN telah membawa engkau ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Hewi dan orang Yebus, negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, maka engkau harus melakukan ibadah ini dalam bulan ini juga.”

 

Melalui Ibadah yang ada èTuhan akan membuat kita dapat menikmati janji-janji Tuhan.

Dalam setiap ibadah ada berkat tersembunyi.

 

  1. IBADAH TANPA KELUARGA (10:10)

 

“Tetapi Firaun berkata kepada mereka: “TUHAN boleh menyertai kamu, jika aku membiarkan kamu pergi dengan anak-anakmu! Lihat, jahatlah maksudmu!  Bukan demikian, kamu boleh pergi, tetapi hanya laki-laki, dan beribadahlah kepada TUHAN, sebab itulah yang kamu kehendaki.” Lalu mereka diusir dari depan Firaun.”

 

 

Tanpa kerinduan untuk mencari dan memperhatikan jiwa-jiwa.

Tanpa berbuah.

Tanpa memiliki mezbah keluarga.

Pasangan hidup kita itu mempengaruhi segala hidup kita (2 Kor. 6:14).

“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”

 

 

Arti keluarga bagi Tuhan : sarana Tuhan untuk membangkitan generasi Ilahi (Mal. 2:15).

“Bukankah Tuhan yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.”

 

  1. IBADAH TANPA KORBAN (10:24)

 

“Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: “Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu.”

 

 

Tanpa perkenanan Tuhan ètanpa menyenangkan Tuhan.

Tanpa pemberian kepada Tuhan (Ul. 16:16).

“Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa,..”

 

Jangan menghadap hadirat Tuhan dengan tangan Hampa.

Arti Pemberian kepada Tuhan –> salah satu bentuk penyembahan & merupakan tindak lanjut dari penyembahan.

Contoh: Orang Majus

 

“Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.”  Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”

 

Pemberian erat kaitannya dengan hati , hati yang menyembah itu akan memberikan sesuatu kepada Tuhan, Dan BUKAN SEBALIKNYA.

 

PENUTUP

 

Mari kita yang aktif beribadah  mulai memperhatikan bagaimana ibadah kita selama ini.

Jangan sampai kita tidak mengalami berkat-berkat dalam ibadah kita.

Hati-hati dengan ibadah Firaun diatas karena masih ada sesuatu yang indah di waktu mendatang.